Tag Archives: kecerdasan

Tampil Cantik, Sehat dan Menarik – Finalis Miss Indo. 2008

Ini adalah hal yang paling penting dalam ajang miss-missan atau ratu-ratuan atau puteri-puterian, bukan begitu? Bagaimanapun, biasanya. penampilan dan ciri fisik akan menjadi sorotan pertama masyarakat, sebelum kecerdasan. Kalau sudah dinilai cantik, maka tidak lama kemudian masyarakat akan mempertanyakan kepintarannya, begitu biasanya.

Aku juga begitu. Tapi aku lebih suka menonton acara miss-missan atau puteri-puterian di ajang internasional daripada saat acara itu diadakan di dalam negeri. Bukan sok go internasional atau sok barat-baratan tapi disitu aku merasa dapat melihat wakil Indonesia dalam kelas internasional; dalam perbandingannya dengan wakil-wakil negara lain, baik dari sisi penampilan maupun kecerdasannya. Berada di posisi manakah indonesia kira-kira dibandingkan dengan mereka-mereka ? Eh, tapi jangan salah sangka dulu, aku nonton lewat televisi loh.., belum cukup ‘gila’ miss untuk nonton ke negara penyelenggara kecuali gratis hehe..  😉

Tapi lupakan soal itu,  ini masih cerita tentang pembekalan dimasa karantina, khususnya mengenai kecantikan dan kesehatan karena, sayangnya, tidak ada pembekalan khusus untuk penampilan padahal menurut aku ini penting mengingat aku bingung soal judul-judul gaun yang sesuai dengan situasi acara (lho penting untuk siapa sih sebenernya? 🙂 )

Tampil lebih cantik

'touch up' dan 'hair do' jadi kegiatan rutin

"touch up" dan "hair do" jadi kegiatan rutin

Group Martha Tilaar mengisi acara pembekalan untuk make-up dan pengetahuan lain tentang kecantikan, seperti bentuk wajah dan jenis rambut dalam kaitannya dengan penggunaan alat make-up dan shampoo.

Setelah pemaparan teoritis para finalis pun diberi waktu untuk praktek dandan sendiri dengan menggunakan produk make-up dari Martha Tilaar. Eh para bunda juga ternyata kebagian hadiah, sayangnya ga disuruh praktek dandan padahal mau juga nyoba pake bulu mata palsu haha..

Pembekalan ini dinilai penting karena SETIAP HARI nya mereka tidak boleh lepas dari make-up (plus bulu mata palsu). Keluar kamar di pagi hari harus sudah dalam keadaan cantik bermake-up, rapi dengan selempang miss tergantung di bodi. Trus mereka juga harus keramas setiap hari tak terkecuali bila acara hari ini selesai hingga larut malam. Artinya mereka harus bangun lebih pagi lagi supaya sempat keramas kalau malam harinya tertidur.  Kenapa keramas? karena setiap hari mereka akan selalu ‘dikuntit’ oleh tukang touch up dan hair do yang bertugas menyempurnakan make up dan dandanan rambut mereka. Katanya, kalau engga keramas susah di hair do nya. Jadi ga bisa lolos deh pokoknya, ketauan kalau ga keramas. Untung aku bukan finalis  😉

Tampil sehat berkat makanan dan olahraga

Itu kata dr. Eki dari Eurolab yang memberi paparan tentang berat tubuh dan kesehatan. Demi menunjang

Yoga, supaya tampil cantik dan bugar

Yoga, supaya tampil cantik dan bugar

kecantikan finalis ia memberikan pengetahuan teoritis serta tips bagaimana agar berat tubuh tetap terjaga tanpa harus ‘menderita’ kekurangan makan :).

Menurutnya ngemil itu tidak masalah, boleh sering makan asalkan tidak sampai kenyang dan yang dimakan sudah dipertimbangkan takaran gizinya, yaitu tidak terlalu banyak mengandung karbohidrat dan lemak. Cuma itu yang aku ingat, dan karena kita sering mengantuk pada saat pembekalan, maka penjelasan tentang bagaimana karbohidrat yang kita konsumsi dapat menimbulkan rasa kantuk jadi menarik perhatian kita semua.  Pak dokter juga tidak menyarankan untuk meminum minuman bervitamin atau suplemen jenis apapun iuntuk tujuan menjaga stamina. kecuali sekali-kali. Bagaimanapun vitamin asli dari buah dan sayur adalah yang terbaik.  Dan satu hal yang paling menarik perhatian para bunda adalah “mudah melebarnya tubuh para ortu dibanding anak muda” meski asupannya sudah jauh lebih terbatas. Katanya jalan keluarnya tuh para ortu harus lebih banyak gerak, gerak dan gerak. Mohon maaf kalau pembahasan disini akhirnya lebih banyak kepentingan pribadi  sendiri daripada finalis :).

Menunjang tujuan tampil sehat, mereka juga diharuskan mengikuti senam yoga yang diselenggarakan di sekitar halaman hotel. Tapi, layaknya anak muda yang masih penuh semangat dan cadangan energi, kalau masih bisa memilih pasti mereka akan lebih memilih olah raga jogging atau renang tuh.

Tampil menarik

masih sadar kamera

menarikkah ? 😉

Seperti sudah kubilang, sayangnya tidak ada pembekalan khusus tentang ini. Tidak ada penjelasan tentang ‘ball gown’, smart casual, cocktail, smart cocktail dlsb. padahal semua itu sangat terkait erat dengan penampilan para finalis di acara-acara yang harus mereka hadiri. Misalnya saat pembekalan dari ibu menteri Dr. Meutia Hatta mereka diharuskan berpakaian jenis smart casual. Nah lho si bunda  jadi ikutan bingung deh saat mereka tanya saran sebaiknya yang mana yang mereka kenakan. Atau jenis cocktail untuk acara pembekalan seputar komunikasi misalnya.

Yang pasti, selama karantina, setiap mengikuti berbagai kegiatan mereka harus menggunakan sepatu ber hak setinggi 9-12 cm. Alamaaakk.. gak kebayang deh pegelnya seperti apa. Katanya, dengan menggunakan sepatu berhak seperti itu mereka akan tampil lebih tegak dan tegap, dan enak dipandang baik saat berdiri ataupun saat berjalan kaki. Itu juga kalau masih bisa jalan ;). Dan sebelumnya kepada mereka telah diberitahukan untuk membawa jenis-jenis pakaian tertentu, seperti celana panjang kain, rok batik, kebaya modern, ball gown, dsb.

Itu ilmu kecantikan dan kesehatan yang dibekalkan kepada mereka. Bisa jadi aku salah letak,berada di acara karantina Finalis Miss Indonesia ini karena untuk urusan make up dan hair do akhirnya aku sempat rada-rada ngedumel karena merasa cape dee…  Capek karena sangat sulit untuk meminta  mereka  tepat waktu, khususnya saat kegiatan dimulai pagi hari atau kadang-kadang pada jam lainnya.  Dan selalu penyebabnya adalah urusan hair do dan make up. Kemanapun dan dimanapun seolah peralatan make up adalah ‘juru selamat’. Capek gak sih ?? Sampai-sampai aku harus menyampaikan pendapatku kepada ‘anak-anakku’ khususnya, bahwa berdandan dimana saja kapan saja bukan pemandangan bagus untuk citra seorang Miss. Bukan cuma kecantikan fisik yang harus ditonjolkan tapi masih banyak hal lainnya. Untungnya mereka masih mau mendengarkan, dan esoknya memang hal seperti itu tidak terjadi lagi, ‘touch up’ diusahakan di tempat tertutup dan tidak terlalu sering dilakukan.

Berbincang dengan mereka soal ini aku menangkap bahwa memang ada persepsi yang salah tentang ‘bagaimana kah seharusnya seorang Miss itu’. Salah dalam artian berbeda dengan  persepsiku tentang  jargon yang dicanangkan, dan dari sisi subyektifku sebagai bagian dari masyarakat penonton Miss :).  Kelihatannya penampilan fisik mendapatkan porsi yang sangat besar untuk diperhatikan, sementara yang lainnya menjadi nomer kesekian meskipun jargon MISS (Manners, Impression, Smart, Social) telah diutarakan di awal pembekalan. Apa penyebab perbedaan persepsi itu? itu yang aku pikirkan.

(Masih ada sambungannya, cuma belum dikarang aja)

NN