Tual, on my mind..

seru...

this is why.. Tual, is always on my mind πŸ™‚

Ada danau yang airnya sangat jernih, dan ada dataran yang serba putih hingga hanya orang-orang saja yang terlihat berwarna, sementara latar belakangnya benar-benar putih blass !! dan menyilaukan. Itu yang kulihat dalam foto2 kakakku. Bagus banget deh pokoknya. Maka jawabanku so pasti : mau !! saat aku ditawari untuk ikut meng-assess karyawan PLN di Tual.

Itu kota kecil banget, kata kakakku. Mana ada danau? wong di kelilingi laut kok, kan adanya di pulau kecil. Lah? jadi danau bening itu adanya dimana? kacau deh.. Yahh!! salah pilihkah aku? Tapi sudah terlanjur bilang “mau” dengan mantap πŸ™‚ rasanya ga enak hati juga kalau berubah pikiran untuk memilih kota lain lagi, Ambon atau Ternate. Hmmhh…

Beberapa tahun lalu, untuk menyebrang ke Tual harus naik pesawat kecil. Sebelum naik pesawat harus minum antimo kalau ga mau muntah-muntah, jalannya ajrut-ajrutan kayak naik angkot di jalanan rusak. Kebayang kan? Bahkan ada bayi terlempar dari pangkuan ibunya ke pangkuan penumpang lain.. Whoalaahh.. sebegitu seramnya kah perjalananku nanti?? maka aku mulai deg-deg plass!! Eh, cerita kakakku masih berlanjut; disitu susah lho cari nasi, banyakan sagu.. 😦

Wadduhh.. Untuk menghibur diri, aku browsing internet mencari Tual. Ternyata hanya sedikit info.. satu yang kelihatannya pasti yaitu ada pantai dengan pasir yang putih.. Keliatannya sih oke juga, ya sudah laa pasrah saja.. Ingat tujuannya bukan jalan-jalan lho.. tapi dalam rangka bekerja dan bekerja. Okay?? .. hehe… Ho oh.. lupa aku.

Tual, aku datang !

Bandara Tual yang mungil dan sepi

Bandara Tual yang mungil dan sepi

Ya!! ber siap-siap, kali ini berangkat ke tempat yang lebih jauh dari biasanya.

Naik pesawat dari jakarta, singgah di Makasar 15 menit (katanya), ganti pesawat menuju Ambon. Berdiam disana selama kira-kira 2 jam, lalu lanjut naik pesawat kecil menuju Tual. Alhamdulillaaahh… ternyata ga ajrut-ajrutan, ga perlu makan antimo, dan ga ada bayi yang terlempar.. πŸ™‚

Wah… betapa mini dan sepinya bandara Tual. Gedungnya pun lebih mirip rumah daripada bandara. Belum lagi bagasinya, bak sekotak jendela rumah.

se-kotak "jendela untuk melempar" bagasi penumpang

se-kotak "jendela untuk melempar" bagasi penumpang

Petugas tinggal ‘melempar’ koper-koper dari luar jendela ke atas se macam dipan :), lalu penumpang nyari deh kopernya. Bagasi keberangkatan sama juga, lagi-lagi hanya sekotak jendela..

Kota pun cuma segaris jalanan utama. Sepiiii sudah pasti. Tidak ada lampu merah satupun di jalanan sekitar hotel tempat aku dan teman-teman tinggal. Ini baru betul, dekat ke mana-mana. Cuma 5 menit ke Bandara, 5 menit ke Kantor PLN, 15 menit ke kota… Andai Jakartaku seperti ini….

jalanan yang sunyi sepi di sekitar kantor PLN

jalanan yang sunyi sepi di sekitar kantor PLN

Kerja kerja ayo kita kerja..

Kalau kerjanya sih dimana-mana juga sama aja ceritanya. Me-wawancarai, mengamati diskusi kelompok, presentasi (kalau ada), bermain peran (role playing).. dst dst.. Yang beda-beda itu justru jalan-jalannya, dan biasanya ini yang seru. Maka singkat kata, tentang bekerja aku lewati.Β  Apalagi pada hari Senin – Kamis Tual bersimbah hujan hampir setiap hari dan hampir sepanjang hari…Β  Maka Jum’at lah hari yang paling aku tunggu-tunggu.. πŸ™‚

Ternak Mutiara

Pagi itu jalan lah aku dan teman 1 tim dengan diantar oleh seorang karyawan PLN, bapak SyariefΒ  dan istri plus 1 orangΒ  ibu istri karyawan lainnya. Daftar tempat yang akan dikunjungi : ternak mutiara, pantai pasir panjang, nyebrang pulau sambil ber banana boat, ma’em di pinggir pantai.. waahh sounds so interesting. Ga sabar euy…

Pergi ke tempat pengembangbiakan mutiara asik juga. Karena disana jadi banyak pertanyaan,Β  maka tak terasa menghabiskan waktu cukup panjang (sambil ga beli mutiara). Jangan salah, bukan karena ga punya duit, tapi karena belum waktunya panen πŸ˜‰ hehe..Β  thanks God.

cangkang-cangkang dibuka untuk disuntik

cangkang-cangkang dibuka untuk disuntik

Ternyata cangkang mutiara itu, asal muasalnya adalah semacam plankton yang tak terlihat oleh mata telanjang. Lalu di kembangbiakan di luar laut selama beberapa waktu. Setelah ukuran tertentu yang terlihat mata telanjang, barulah dia pindah direndam di laut. Setelah berdiameter kira-kira 10 cm barulah diangkat, dibuka dan “disuntikkan” sebuah bola kecil kecil kedalamnya. Nantinya saat proses alam bekerja, di dalam kerang itu bola akan ditutup oleh selaput indah yang akhirnya jadilah apa yang kita sebut sebagai mutiara.

Hmm… asik juga nontonin prosesnya sampai lupa waktu πŸ™‚

Tempat Ziarah umat Katolik

Rupanya ada juga sejarah yang menyedihkan di jaman

Relief yang bercerita tentang pembantaian..

Relief yang bercerita tentang pembantaian..

dulu di mulai tahun 1540 (?) kalau aku tak salah lihat reliefnya. Konon ditempat itu terjadi pembantaian terhadap pendeta dan para suster oleh Jepang.

Selesai di tempat ini kita menuju ke pasar, belanja kacang tual yang katanya disangrai campur pasir nan putih bersih. Pasar letaknya di kota, 20 menit deh dari tempat ini. Beda dengan lokasi seputar hotel, yang namanya kota dan pasar so pasti rame la yauww.. tp teteuupp tak seramai pasar Tanah Abang, atau Maester.. πŸ™‚

Eh, boleh numpang motret lho.. :)

Eh, boleh numpang motret lho.. πŸ™‚

Kantor Kabupaten nan mewah

Ada satu bangunan mewah yang cukup mengejutkan aku dan teman-teman.

Kabupaten nya bo! bussett dahh kata orang. Kuwerreenn rek.. muewaahh tenan. Kayaknya kontras banget dengan dunia sekelilingnya, apalagi dengan desa yang kita lewati sebelum menuju ke restoran pinggir pantai. Desa dengan rumah-rumah sangat sederhana. Tapi jangan salah kira.. hampir di semua rumah ada antena parabolanya πŸ™‚ Sepi hiburan kali ya?

Indahnya pantai dan lautan

Akhirnya.. setelah melewati pedesaan dengan jalanan mobil satu jalur saja tibalah kita di pinggir pantai, menuju makan siang sebelum menyebrang ke pulau Burung, itu nama pulaunya, katanya.

kapal dan banana boat sudah memanggil-manggil :)

kapal dan banana boat sudah memanggil riang πŸ™‚

Saat menunggu rombongan rekan-rekan karyawan PLN dan bpk Kacab nya, aku sempat amat menyesali; kenapa kita ga mampir di pantai Panjang, tempat pariwisatanya kota Tual. Kenapa ya?? Aku memang tak paham perjalanannya. Katanya tidak terlalu jauh, tapi kalau kembali kesana sepertinya akan memakan waktu cukup lama, sedangkan rombongan lain tengah menuju kemari. Hmmhh.. Ya sudah sepertinya kita harus pasrah dan memandangi dermaga dan lautan saja lah..

Pulau burung itu ternyata… πŸ˜‰

perjalanan ke surga ?? :)

perjalanan ke surga ?? πŸ™‚

Katanya namanya pulau Burung, tapi orang yang ditanya pun sepertinya kurang yakin juga dengan nama itu πŸ™‚ Lah burungnya mana? kok sepi? eh ada kok 1-2 burung berkaki panjang berwarna hitam putih berterbangan. Ya sudah deh, kita sebut saja pulau burung. Deal.. !!

Waw.. cantiknya pulau itu. Sungguh perjalanan yang menyenangkan sekaligus menakjubkan. Seperti mimpi !!….

Wo-oW.. welcome to my paradise..
Wo-oW.. welcome to my paradise..

tak pernah tersirat dipikiranku akan pernah mengunjungi sebuah pulau kecil di seputaran Maluku, tanpa penghuni. Pasirnya putih bersih.. dan, antara pantai sampai ke laut warna biru pun menampakkan gradasinya. Indahnyaa.. blom ditambah dengan melihat pemandangan segerombolan ikan berlompatan bergantian.. Dari kejauhan kumpulan ikan itu seperti batu karang berwarna hitam.

Hanya sekitar 20 menit waktu yang dibutuh- kan untuk mengitari pulau kecil itu. Dan sepanjang perjalanan aku

gradasi yang cantik....

gradasi yang cantik....

tak henti-hentinya mengagumi pemandangan pantai putih, dan laut dan langit nan biru..

Banana Boat

Sejak masih di Tual, pak Hadi, yang empunya restoran dan boat beberapa kali bilang bahwa nanti akan ada pertandingan Banana Boat. Yah seumurku ini mana paham pertandingannya seperti apa. Aku pikir ada beberapa boat disediakan lalu kami berlomba. Aku sih oke-oke aja.. apalagi yang namanya berpetualangan. Sapa takut? Cuma satu yang membuat aku rada-rada ngeri; aku tak bisa berenang.. 😦

wah beneran tenggelem..

wah beneran tenggelem..

Akhirnya tiba juga saatnya aku naik banana boat, tanpa pikir 2 kali aku langsung mau saat diajak πŸ˜€ Apa yang kan terjadi mah urusan belakangan aja deh.. Yang penting aku sudah pakai pelampung, dan sudah sempat memperhatikan orang lain saat kita menyebrang pulau Kayaknya asik-asik aja tuh.. Semoga aja deh..

Ternyata memang beneran asik euy… Biar rada deg-degan aku masih bisa ‘enjoy’.. belok kiri belok kanan, wuiihh.. hmm.. tapi kok? lama-lama kenapa menikungnya makin tajem yaa ?? waaaahh.. dan akhirnyaa.. byaarr !! alamaaakkk.. ternyata aku kecebur juga. Udah sih emang

takut kecebur dari awal karena ga bisa berenang. Halaaahh.. rupanya memang begitu lah permainannya. Lomba itu maksudnya grup mana yang paling ‘jago’ hingga tak tergoyahkan biar kata si kapal penarik meliuk liuk macam manapun. Am I right? Jelas aku kaget setengah mati karena tiba-tiba saja aku sudah berada di dalam lautan nun jauh disana. Tak berpikir panjang, aku langsung meraih dan memegang kuat-kuat bapak itu dari Kanwil Ambon (mohon maaf aku lupa namanya). Untung aku masih tahu malu, maka aku mohon permisi berpegangan padanya, dan tentu saja ia mengijinkan. Lelaki tokh? sudah menjadi takdirnya harus melindungi perempuan dimanapun dia berada πŸ˜‰ . Tapi siapa nyana kalau ternyata beliau juga tak bisa berenang ha ha.. Tapi, itu lah lelaki, juga harus pintar-pintar menjaga ketenangan hati perempuan.. hehe.. Thx ya pak.

Mantap !!

Mantap !!

Tercebur di lautan Maluku?? di usiaku yang sudah tidak muda pula hehe.. mimpi apa ku semalam? Untung cuma diceburin satu kali karena ternyata berikutnya teman-teman lain diceburkan 2-6 kali. Alamaaakk.. so pasti kuyup deh judulnya.. Bagiku ini adalah pengalaman hidup yang luar biasa, ntah bagi yang lain πŸ™‚

Itulah cerita dan Kota Tual yang ku ingat. Tak jadi menyesal aku pergi ke Tual. Tidak ada mabok pesawat, tidak ada bayi terloncat, nasi banyak, tidur enak, makan? wah jangan di tanya.. ikan ikan dan ikan.. Wuenak tenan. Bahkan aku sempat mencicipi urap rumput laut buatan ibu-ibu istri karyawan. Tak mengapa aku urung mengunjungi Pantai Panjang, karena pulau burung juga mempesona apalagi dengan pengalaman indah yang tak terlupakan.

Yang kusesalkan

Ada gelas dan botol bekas air mineral, ada sandal jepit, ada sandal ber mote-mote, ada topi bahkan tas sport . Semua turut meramaikan pulau Burung, cuma sayangnya dalam bentuk SAMPAH euy.. 😦 Cuma itu yang aku sayangkan dan sesalkan disana. Kok bisa ya pulau tak berpenghuni itu banyak sampahnya? Mungkinkah di damparkan oleh air laut? atau ‘peninggalan’ orang-orang yang berkunjung? Entahlah.. tapi itu sangat merusak keindahan dan lingkungan tentu saja. Aku hanya berharap ada pihak-pihak yang tahu dan sadar bahwa itu harus dibersihkan. Pemda Tual, atau bapak kita yang rajin membawa tamu ke pulau itu? atau? hmm.. mungkin PLN yang kelihatannya selalu senang hati untuk membawa tamu-tamunya ke pulau itu? Semoga lah.. besok kita semua bukan hanya sekedar ingin menikmatinya saja, tetapi bersedia memikirkan dan mengerjakan pembuangan sampah-sampah itu. Bukan ke laut tentu saja…

piknik sambil ngupi-ngupi

piknik sambil ngupi-ngupi

All my bags are packed, ready to go.. I hate to wake you up to say goodbye..

All my bags are packed, ready to go.. I hate to wake you up to say goodbye..

Special thanks to Bpk Patar Kacab & seluruh karyawan dan istri – PLN Cabang Tual, bpk Wanta & bpk Tri koordinator sekaligus teman 1 tim dari Jasdik PLN Jakarta, pak Hadi pemilik restoran dan boat, dan.. mbak Cici Kaloh, orang pertama yang menawariku ‘gawe’ ke Tual..

Thanks for the opportunity, and the unforgettable moment you have given me..

5 thoughts on “Tual, on my mind..

    1. Ratna Isnasari Post author

      wah memang sudah lama punya rencana kesana?
      hotel gampang kok, ga banyak tp karena kotanya kecil ya gampang di cari. 5 menit dari airport anda sudah berada di jalanan utama, dan disitu ada hotel yang lumayan bersih krn masih relatif baru. Sayang sy lupa namanya.

      Ratna

      Reply
  1. Moniq

    Wah indah banget kayanya yach jadi pengen ke sana de h….. oh ya klo pesawat kecil dari kota ambon menuju tual pesawat apa ya nama nya & biaya nya brapa ? atau ada no telp yg aku bisa hub untuk booking pesawat nya.Thanks

    Reply
    1. Ratna Isnasari Post author

      tidak salah, memang induaahh sekale dan masih bersih..
      pesawat dari ambon tual wkt itu cuma ada 1x dalam sehari. Nama pesawat sy sudah lupa, tp pesawat kecil berpenumpang 50 org.
      Biayanya lebih mahal di banding jakarta ambon. kl tidak salah 900rban (itu dulu th 2008) dengan perjalanan 3 jam.
      Sayang sy tidak tahu harus menghubungi siapa krn wkt itu dlm rangka kerja, jadi semua sudah diatur perusahaan.
      Mungkin anda bisa menghubungi Bandara Ambon utk informasi lebih jelas. Ok?
      selamat menikmati keindahan alam Indonesia πŸ™‚

      Reply
  2. naga putih

    tabea,,hotel di kota tual dah lumayan,,hotel Vilia,hotel Kimson,hotel Suita,hotel Anugrah, pesawat yg melayani rute ambon tual pp adalah Trigana Air dan Wings Air,,,

    Reply

Leave a reply to zen Cancel reply